Belajar menjadi "Pengusaha Jujur"

Friday, January 4, 2008

Tulisan ini saya buat setelah saya menerima pengakuan jujur via sms dari seorang pelanggan besar kami. Dalam sms-nya Ibu Fulan mengingatkan bahwa barang yang kami kirimkan tidak sesuai dengan nota yang dilampirkan. Aduh...... saya malu sekali mendapat sms tersebut, karena saya sendiri yang menghandle pesanan tersebut. Segera saya meminta maaf serta meminta konfirmasi kembali mengenai kekurangan barang yang dikirim. Diluar dugaan saya ternyata tebakan saya salah, beliau malah mengkonfirmasi bahwa barang yang kami kirim lebih dari yang tertulis dinota, dan kelebihannya tidak tanggung-tanggung, hampir 1 kodi! Terpana dan hampir tidak percaya saat saya membaca sms tersebut, malah sempat saya membacanya berkali-kali untuk memastikan kalo saya sedang tidak bermimpi. “Kok ada ya, orang Jujur seperti ini” batin saya dalam hati.

Akhirnya setelah saya runut kembali, saya jadi sadar bahwa saat pesanan yang bernilai hampir 15juta tersebut mau saya kirim (kami pisahkan dalam karung besar namun belum dijahit), keluarga saya datang (kakak, tante dan keluarganya masing2). Karena mereka males datang ke toko jadilah mereka melihat stok barang yang masih tersisa di ruang lain tempat kami biasa menyimpan stok barang. Walhasil bongkar sana bongkar sini, coba berkali-kali akhirnya dapatlah barang yang mereka inginkan. Namun karena kecapekan, barang-barang tersebut tidak langsung dirapikan, dan esok paginya pembantu kami yang membereskannya langsung menaruh barang2 tersebut kedalam karung yang akan kami kirim ke Ibu. Fulan. Siangnya tanpa saya cek kembali (karena barangnya banyak banget) saya langsung minta karyawan saya untuk jahit karung tersebut karena sebentar lagi barang akan di pick up oleh pihak cargo delivery.
Saya bersyukur sekali, bisa menemukan pelanggan yang bisa mengajarkan saya akan arti “kejujuran hakiki”. Belum tentu jika saya yang mengalaminya akan langsung bertindak seperti itu, setidaknya akan berpikir sejenak untuk menimbang keputusan yang akan saya ambil dan mungkin hanya menguntungkan kepentingan pribadi, sampai akhirnya bisa memilih untuk jujur or not. Namun saya yakin dengan kejujurannya itulah yang menjadikan beliau benar-benar menjadi seorang PENGUSAHA BESAR, karena benar2 mendapatkan kebarokahan dari usaha yang dilandasi komitmen kejujuran. Hal inilah yang membuat kami segan dan selalu berusaha menomorsatukan beliau setiap kali ordernya datang (jadi bukan karena ordernya besar, he..he.. ), bahkan ada beberapa permintaan beliau yang membutuhkan effort lebih dari kami, tetap akan berusaha kami lakukan selama membangun buat kami dan membawa kepuasan bagi beliau selaku pelanggan.

Dari pelajaran tersebut, saya yakin hukum ini akan berlaku sebaliknya antara saya dan supplier2 saya. Untuk mendapatkan kepercayaan mereka, maka saya harus memulai dengan HARUS BISA DIPERCAYA. Menjaga komitmen kita dengan sang Maha Pemberi rejeki adalah hal utama yang harus kita pegang kukuh, yah… Jujurlah dalam segala hal karena kejujuran InsyaAllah akan membawa kebaikan dan membawa rejeki yang berlebih. Semoga Allah senantisa mengiringi hati & langkah kaki ini untuk selalu melangkah dalam kejujuran dan kebaikan. Ya Rabb…. Saya ingin menjadi PENGUSAHA BESAR, Pengusaha yang berjalan dibawah jalan-Mu. Amiin..

* thanks to Mbak Vita & Mas Ibu – pelanggan, sahabat, sekaligus saudara kami yang nun jauh di Jatim*

0 comments: