Berani berkata "TIDAK"

Saturday, January 5, 2008

“Bu… ada pelanggan ngotot mau retur barang” begitu kata Aida salah satu karyawan toko saya dengan wajah memohon minta bantuan. Lha kenapa bingung, pikir saya dalam hati. Biasanya kalau ada yang mau retur barang dia tidak pernah ada masalah, kenapa sekarang pusing ?
Akhirnya pelanggan tersebut saya ambil alih untuk dihandle, “Ada yang bisa saya bantu bu?” ucap saya memulai pembicaraan. “Saya mau tukar jilbab dengan model lain, karena yang saya beli kekecilan, tapi sama mbaknya tidak boleh” jawab beliau dengan wajah kesal dan sambil memegang jilbab yang beliau inginkan sebagai penggantinya. Saya coba tanyakan lagi hal yang lain untuk menetralisir keadaan “Sebelum membeli, Ibu sudah mencobanya?” dengan jawaban yang makin tambah sewot beliau menjawab “Wah saya mana sempat untuk mencobanya, lha wong saya belinya buru-buru” hhmm, sabar… sabar…. Batin saya dalam hati pelanggan adalah Raja, so.. saya harus bersikap bijak menghadapi hal ini karena kebetulan ditoko sedang rame pelanggan, dan pembicaraan ini sempat membuat beberapa pelanggan menengok kearah kami berdua. Gawatnya lagi, si Ibu ini membawa beberapa teman yang memang sudah menjadi member kami sebelumnya. Akhirnya saya coba tanyakan struk pembeliannya kepada beliau, agar saya bisa menginputnya ke system POS kami, namun Ibu tersebut mengatakan kalau struknya udah hilang.

Ok, akhirnya agar bisa win-win solution, saya meminta informasi kepada beliau kapan beliau melakukan pembelian jilbab tersebut. Diluar dugaan saya, ternyata beliau dengan santainya menjawab “wah udah lama, saya ga inget tepatnya tanggal berapa, yang jelas sebelum lebaran” – What! Sebelum lebaran dan sekarang udah End of December gitu loh! Akhirnya saya coba bersabar dengan menerangkan bahwa kami tidak bisa meretur barang tersebut karena waktunya sudah terlalu lama. Sayapun menunjukkan tulisan di distruk kami bahwa “barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan, kecuali untuk barang cacat/rusak max retur 1 minggu dari pembelian” dengan entengnya beliau menjawab “wah, hari gini siapa yang mau baca tulisan di struk” Duh… Allah rasanya pengen nyerah aja deh, toh Cuma 1 jilbab, tapi hati kecil saya mengatakan “Tidak, kamu harus bisa berkata TIDAK” karena jelas-jelas si Ibu tersebut tidak membawa struk pembelian dan waktu penukarannya juga sudah terlalu lama, ditambah lagi beliau tidak mengkonfirmasi secepatnya via telp atau sms kalo jilbab yang dibeli kekecilan.

Akhirnya dengan mengucap “Bismillahirrahmanirrahiim..” dengan tenang dan tegas saya sampaikan kepada beliau bahwa barang tersebut TIDAK BISA DITUKAR dengan memberikan alasan2nya kepada beliau.

Saya menyadari setiap hal ada resikonya, dan saya mengambil resiko bahwa pelanggan tersebut akan kecewa dan mungkin tidak akan pernah belanja lagi ditempat kami, atau bahkan akan menceritakan kekesalannya & kekewaannya kepada teman-temannya. Tapi akhirnya saya memilih mengambil langkah ini untuk meng-educate customer bahwa Toko kami memiliki rule yang harus diikuti. Saya berpendapat meng-educate customer tidak hanya dari sisi product namun juga attitude bagaimana bertransaksi dengan benar dan tidak merugikan pihak lain.


Akhirnya si Ibu tersebut mengalah dan membeli jilbab yang dari tadi sudah beliau pegang untuk dijadikan sebagai pengganti jilbab yang beliau bawa dari rumah. Alhamdulillah akhirnya beliau mengerti dengan apa yang saya sampaikan.

Duh Allah, terimakasih telah Kau berikan hikmah dari pelajaran hari ini dengan ending yang indah, dan sampai sekarang beliau tetap belanja ke tempat kami setiap ada barang baru datang. Duh seneng sekali rasanya…. :D

Hal seperti ini tidak hanya saya hadapi di biz offline, dibisnis onlinepun saya sering mendapatinya. Berat memang untuk berkata TIDAK kepada customer kita karena kita takut kehilangan pelanggan, apalagi disaat persaingan usaha semakin ketat, namun dengan KEKUATAN DOA & NIAT YANG BERSIH insyaAllah kita akan dapatkan keberanian menjalankan usaha kita dengan system yang kita buat. Namun satu hal yang perlu diingat, sampaikan selalu ketentuan Anda diawal transaksi agar kelak dikemudian hari customer tidak merasa dirugikan karena kita sudah menyampaikan aturannya diawal.

Belajar menjadi "Pengusaha Jujur"

Friday, January 4, 2008

Tulisan ini saya buat setelah saya menerima pengakuan jujur via sms dari seorang pelanggan besar kami. Dalam sms-nya Ibu Fulan mengingatkan bahwa barang yang kami kirimkan tidak sesuai dengan nota yang dilampirkan. Aduh...... saya malu sekali mendapat sms tersebut, karena saya sendiri yang menghandle pesanan tersebut. Segera saya meminta maaf serta meminta konfirmasi kembali mengenai kekurangan barang yang dikirim. Diluar dugaan saya ternyata tebakan saya salah, beliau malah mengkonfirmasi bahwa barang yang kami kirim lebih dari yang tertulis dinota, dan kelebihannya tidak tanggung-tanggung, hampir 1 kodi! Terpana dan hampir tidak percaya saat saya membaca sms tersebut, malah sempat saya membacanya berkali-kali untuk memastikan kalo saya sedang tidak bermimpi. “Kok ada ya, orang Jujur seperti ini” batin saya dalam hati.

Akhirnya setelah saya runut kembali, saya jadi sadar bahwa saat pesanan yang bernilai hampir 15juta tersebut mau saya kirim (kami pisahkan dalam karung besar namun belum dijahit), keluarga saya datang (kakak, tante dan keluarganya masing2). Karena mereka males datang ke toko jadilah mereka melihat stok barang yang masih tersisa di ruang lain tempat kami biasa menyimpan stok barang. Walhasil bongkar sana bongkar sini, coba berkali-kali akhirnya dapatlah barang yang mereka inginkan. Namun karena kecapekan, barang-barang tersebut tidak langsung dirapikan, dan esok paginya pembantu kami yang membereskannya langsung menaruh barang2 tersebut kedalam karung yang akan kami kirim ke Ibu. Fulan. Siangnya tanpa saya cek kembali (karena barangnya banyak banget) saya langsung minta karyawan saya untuk jahit karung tersebut karena sebentar lagi barang akan di pick up oleh pihak cargo delivery.
Saya bersyukur sekali, bisa menemukan pelanggan yang bisa mengajarkan saya akan arti “kejujuran hakiki”. Belum tentu jika saya yang mengalaminya akan langsung bertindak seperti itu, setidaknya akan berpikir sejenak untuk menimbang keputusan yang akan saya ambil dan mungkin hanya menguntungkan kepentingan pribadi, sampai akhirnya bisa memilih untuk jujur or not. Namun saya yakin dengan kejujurannya itulah yang menjadikan beliau benar-benar menjadi seorang PENGUSAHA BESAR, karena benar2 mendapatkan kebarokahan dari usaha yang dilandasi komitmen kejujuran. Hal inilah yang membuat kami segan dan selalu berusaha menomorsatukan beliau setiap kali ordernya datang (jadi bukan karena ordernya besar, he..he.. ), bahkan ada beberapa permintaan beliau yang membutuhkan effort lebih dari kami, tetap akan berusaha kami lakukan selama membangun buat kami dan membawa kepuasan bagi beliau selaku pelanggan.

Dari pelajaran tersebut, saya yakin hukum ini akan berlaku sebaliknya antara saya dan supplier2 saya. Untuk mendapatkan kepercayaan mereka, maka saya harus memulai dengan HARUS BISA DIPERCAYA. Menjaga komitmen kita dengan sang Maha Pemberi rejeki adalah hal utama yang harus kita pegang kukuh, yah… Jujurlah dalam segala hal karena kejujuran InsyaAllah akan membawa kebaikan dan membawa rejeki yang berlebih. Semoga Allah senantisa mengiringi hati & langkah kaki ini untuk selalu melangkah dalam kejujuran dan kebaikan. Ya Rabb…. Saya ingin menjadi PENGUSAHA BESAR, Pengusaha yang berjalan dibawah jalan-Mu. Amiin..

* thanks to Mbak Vita & Mas Ibu – pelanggan, sahabat, sekaligus saudara kami yang nun jauh di Jatim*

Finally, We Have a Great Team! :)

Saturday, December 1, 2007

Alhamdulillah....itulah lafazh pertama yang terucap oleh lisan ini, tatkala tepat tanggal 1 Desember 2007, lengkap sudah team "TOKO LAMARA" kami di ITC Cempaka Mas Lt. Dasar mendapatkan 3 orang karyawati yang tangguh :)

Ya... 2 pekan lalu kami kehilangan 1 SDM penjualan kami, 'Dian..' Setelah bergabung kurang lebih 2 bulan dan telah berhasil kami bina menjadi ujung tombak penjualan kami, akhirnya Dian diterima menjadi karyawati di salah satu perusahaan didaerah cileungsi. Satu pukulan lagi kami, rasakan setelah pasca lebaran kemaren 1 karyawati yang kami rekrut dari Jawa tidak ikut kembali ke Jakarta, karena mau menikah.
Subhanallah... sepertinya Allah terlalu sayang kepada kami, sehingga dalam waktu 4 bulan kami sudah diberikan ujian kenaikan tingkat di bagian SDM.

Pengen nangis rasanya! apalagi dirumah pembantu tidak kembali, akhirnya dengan kondisi kehamilan saya yang notabene "tidak mau diajak komproni" saya handle rutinitas pekerjaan dirumah termasuk mengantar buah hati kami "Fauzan" sekolah dan beraktifitas, ditambah lagi saya harus memantau order yang sudah mulai masuk lewat internet.
Pengasuh Fauzan yang sudah terbiasa kami bina untuk menangani penjualan offline di Rumah langsung saya perbantukan di toko. HHmmm... Capek sekali rasanya, but "The Show Must Go On" Saya yakin ini semua pasti bisa terlewati, terlebih waktu saya dengar bahwa beberapa sahabat kami Pak Roni dan Mbak Doris juga sempat kehilangan SDM.

Mulai Bergerilya!
Langkah pertama : saya langsung cari pembantu untuk rumah, karena untuk bisa handle orderan via internet dan penjualan offline dirumah, rasanya tidak mungkin kalau saya tidak dibantu. Dan Alhamdulillah dengan bantuan Orang tua di Jawa 2 minggu kemudian saya dapat pembantu kiriman dari Jawa :)

Langkah Kedua : Mencari SDM di toko (2 orang sekaligus), beberapa rekan langsung kami kontak. Kami juga membuat pengumuman yang kami tempel di beberapa tempat strategis (saya dan suami yang langsung menempelkan lembar pengumuman tsb). 1 karyawati kami yang tersisa kami minta untuk mengontak beberapa temannya di SMK dulu, ya.... kalo bisa yang dari bagian penjualan (seperti Dian - Lulusan SMK bagian penjualan).
Target Kami dalam 1 minggu HARUS sudah dapat karyawan, paling tidak 1 orang dulu.
Sambil menebarkan LOA, alhamdulillah sudah ada beberapa pelamar yang saya interview, hmm...ada 1 orang yang cocok, namun sepertinya dia agak keberatan dengan jam kerja dari jam 10.00 s/d jam 19.00. Saya maklum, karena dia masih Fresh Graduate. So, saya pikir cancel saja daripada ada masalah dikemudian hari. Akhirnya kami coba lakukan OJT selama 3 hari ke kandidat kedua. Anaknya Lugu & jujur, but "speed" agak kurang. "hmm, belum tepat nih" pikir saya dalam hati."Lha wong kalo ada 1 pelanggan aja, semua display jilbab dirak bisa turun semua, bagaimana bisa support rekannya yang 1 lagi - yang notabene merangkap jadi kasir" pikir saya dalam hati.

Tiba2 saja ada info dari sahabat kami diluar kota, mengabarkan kalo mantan karyawannya ada yang pindah ke jakarta karena ikut suaminya. Insyaallah ada jaminan & referensi kerja dari beliau tentang kinerja karyawati tersebut.
Alhamdulillah, ternyata setelah di interview dia memiliki "product knowledge" yang bagus - walaupun ada kekurangan dia tidak bisa operasional komputer. "It's not problem..!" saya pikir sekarang ini saya butuh ujung tombak penjualan, untuk urusan komputer nanti bisa dipelajari sambil jalan. Langsung deh bikin agreement, dan ternyata dia baru bisa masuk tepat tanggal 1 Desember 2007 (Pengantin baru bo....). "Wah, berarti masih ada 1 PR lagi nih..." batin saya. Tepat tanggal 29 November 2007 ada pelamar yang notabene mantan karyawati tetangga toko yang tutup karena bangkrut. Alhamdulillah orangnya cantik dan sudah biasa dengan jam kerja di ITC cempaka mas. Begitupun jika harus melayani pelanggan sudah tidak canggung lagi.

"GREAT... My LOA Has been Done!" Saya bersorak gembira dengan anugrah ini. Thanks Allah untuk "Hadiah Indah-Mu" kali ini :)
Finally, tepat tanggal 1 Desember 2007, saya bener2 memiliki tim yang hebat (InsyaAllah). Pembenahan "Reward" dan sistem kerja karyawan sudah kami lakukan. Ya, saya mulai mencari info standar UMR di Jakarta (tidak lagi standar UMR di ITC Cempaka mas, he..he..). Kami segera meluruskan niat kami untuk saling menebar rahmat. Setidaknya jika karyawan kami bagus kami langsung akan memberikan "Reward" yang "Super Layak" untuknya. Hal ini kami lakukan untuk mencegah adanya pembajakan karyawan2 potensial kami :)

Target Saya selanjutnya Saya harus segera membuat SOP dan Details Job desc untuk masing2 karyawan. Proposal kerjasama dengan salah satu sekolah SMK di daerah dekat ITC Cempaka Mas juga akan kami lakukan untuk Kegiatan "Magang Kerja". Yups, mulai berpikir BESAR, setidaknya saya yakin dalam waktu dekat saya & suami HARUS SUDAH memiliki bisnis yang berkembang besar, sehingga membutuhkan karyawan yang banyak & berkualitas. Amiin...

Saya berharap nantinya toko ini nanti bisa menjadi "Pilot Project" untuk toko-toko kami selanjutnya. Harapan kami toko pertama ini bisa "Mandiri" tanpa harus banyak di monitor, setidaknya sampai dengan awal April 2007 saat kami mentargetkan untuk Launching toko kedua kami :)
insyaAllah....

~mohon doa dari segenap keluarga, sahabat dan rekan2 tercinta kami~

"Azzam" yang tak akan pernah padam

Tuesday, November 27, 2007

Memilih "Quit" dari kantor tempatku bekerja selama 4 tahun, bukanlah suatu keputusan yang mudah.. Meninggalkan segala "mimpi" sebagai seorang karyawan atau "TDB" yang sedang diberikan peluang "emas" oleh kantornya bukanlah tanpa alasan..
Yah... "Atas Nama Cinta" lah kutanggalkan segala keindahan dunia TDB (tangan dibawah). Kecintaanku kepada buah hatiku "Fauzan Khairu Aqila" yang tumbuh semakin besar dan membutuhkan perhatian extra dalam masa "Golden age-nya", juga kecintaanku kepada suami tercinta "Teguh Atmajaya" yang sentiasa "tercuri" waktunya untuk rutinitas kantorku, pun kecintaan kepada Keluargaku yang banyak terbatasi waktunya oleh jatah cuti tahunanku.

Tepat tanggal 1 Oktober 2007, Kupilih jalan baruku sebagai seorang istri, ibu, dan wanita yang kan memulai aktifitasku di dunia "enterprenuer", Dunia yang telah digeluti kedua orangtuaku dalam membesarkan ke-4 putrinya, dunia yang penuh dengan tantangan & ujian.
Yah... telah kubulatkan tekatku tuk menempuh jalan ini. Entah Ujian apa yang akan ku jalani, hanya dengan kekuatan doa dan keyakinan kan kuhadapi segala ujian dimasa depan.

Kuserah segala hidupku hanya kepadaMu Ya Rabb... Semoga Engkau berkenan mengijabah Azzam ini sebagai bentuk kehambaanku kepada-Mu..
Yah, hanya dengan menunaikan kewajibankulah, aku yakin Engkau akan limpahkan barokah & Ridho-Mu, Amiin...